Sistem Basis Data Terdistribusi
Sistem basis data terdistribusi adalah suatu sistem basis data yang
tersebar pada tiap-tiap site. Sistem
basis data ini bersifat otonom atau dapat bekerja sendiri-sendiri tanpa
bergantung salah satu site.
Penjelasan lain dari (Subekti, 2004:186) menjelaskan bahwa “Basis
data terdistribusi (distributed database) adalah basis data yang terdiri dari kumpulan site
(instalasi), dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan jaringan
komunikasi, dimana :
1.
Setiap site
adalah merupakan basis data sendiri atau masing-masing site merupakan
betul-betul satu basis data yang memiliki sendiri DBMS maupun perangkat lunak
manajemen transaksi (termasuk locking
lokal, logging, dan prosedur recovery), serta perangkat lunak komunikasi
data.
2.
Semua site
setuju bekerja sama (bila perlu), sehingga pengguna pada site yang mana saja dapat mengakses data didalam jaringan, seolah
data yang diakses tersebut berada pada lokasi pengguna itu sendiri. Tempat
penyimpanan ini dapat berada di satu lokasi yang secara fisik berdekatan
(misal: dalam satu bangunan) atau terpisah oleh jarak yang jauh dan terhubung
melalui jaringan internet”.
Penggunaan basis data
terdistribusi dapat dilakukan di server
internet, intranet atau ekstranet kantor, atau di jaringan
perusahaan. Untuk menjaga agar basis data yang terdistribusi tetap up-to-date, ada dua proses untuk
menjaganya, yakni replikasi dan duplikasi. Dalam replikasi,
digunakan suatu perangkat lunak untuk mencari atau lebih tepatnya melacak perubahan
yang terjadi di satu basis data.
Setelah perubahan dalam satu basis data ter-identifikasi dan diketahui, baru kemudian dilakukan perubahan agar semua
basis data sama satu dengan yang lainnya. Proses replikasi memakan waktu yang
lama dan membebani komputer karena kompleksitas prosesnya. Sementara itu,
proses duplikasi tidak sama dan tidak sekompleks replikasi. Dalam proses ini,
satu basis data dijadikan master, kemudian diperbanyak menjadi sejumlah
duplikat. Selama proses duplikasi berlangsung, perubahan hanya boleh dilakukan
pada basis data master agar data lokal tidak tertimpa.
Karakteristik Database Terdistribusi
Menurut Poerbaningtyas
(2009 : 58), menjelaskan karakteristik dari sistem basis data terdistribusi :
- Kumpulan data yang digunakan bersama
secara logic tersebar pada
sejumlah komputer yang berbeda.
- Komputer yang dihubungkan menggunakan
jaringan komunikasi.
- Data pada masing-masing situs dapat
menangani aplikasi-aplikasi lokal secara otonom.
- Data pada masing situs di bawah
kendali satu Database Management
System (DBMS) .
- Masing-masing Database Management System (DBMS) berpartisipasi dalam
sedikitnya satu aplikasi global.
Keuntungan Sistem Database Terdistribusi
Menurut Poerbaningtyas
(2009:61), menjelaskan keuntungan dari sistem basis data
terdistribusi :
- Pengawasan distribusi dan pengambilan data
Jika beberpa site yang berbeda
dihubungkan, seorang pemakai yang berada pada satu site dapat mengakses data pada site
lain.
Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank memungkinkan seorang pemakai
pada salah satu cabang dapat mengakses data cabang lain.
2.
Reliability dan Availability
Sistem distribusi dapat terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan
dari site sendiri atau mata rantai
komunikasi antar site.
3. Kecepatan pemrosesan query
Contoh : jika site-site gagal dalam sebuah sistem terdistribusi, site lainnya dapat melanjutkan operasi
jika data telah direplikasi pada beberapa site.
4.
Otonomi lokal Pendistribusian
Sistem mengijinkan
sekelompok individu dalam sebuah perusahaan untuk melatih pengawasan lokal
melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi
ketergantungan pada pusat pemrosesan.
5.
Efisiensi dan fleksibel
Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dengan titik dimana data
tersebut dipergunakan. Data dapat secara dinamik bergerak atau salinannya dapat
dihapus.
Kekurangan Sistem Database Terdistribusi
Menurut Poerbaningtyas
(2009:59), menjelaskan
kekurangan dari sistem basis data terdistribusi :
1.
Harga software mahal
Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database distribusi.
2.
Biaya pemrosesan tinggi
Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai
koordinasi antar site.
3.
Perancangan basis data
lebih kompleks
Sebelumnya menjadi
keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan masalah sinkronisasi dan
koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi kerugian atau kekurangan di masalah
ini.
Prinsip
Dasar Basis Data Terdistribusi
Menurut Subekti
(2004 : 189), menjelaskan prinsip dasar dari sistem
basis data terdistribusi :
- Otonomi lokal
Suatu site
dalam sistem terdistribusi harus memiliki otonomi. Otonomi lokal mempunyai arti
bahwa semua operasi yang dilaksanakan pada suatu site sepenuhnya dikendalikan
oleh site tersebut, tidak ada site
yang tergantung pada site lain, ataupun
suatu site lokal tergantung pada site pusat. Sehingga bila suatu site mengalami
gangguan (down), maka site yang lain masih beroperasi normal.
- Tidak bergantung
pada site pusat
Otonomi lokal juga mempunyai implikasi bahwa semua site harus diperlakukan setingkat, tidak
ada ketergantungan pada site induk
pusat untuk mendapatkan berbagai bentuk dukungan, seperti pengolahan kueri
terpusat atau manajemen transaksi terpusat sedemikian rupa, sehingga seluruh
sistem tergantung pada site pusat.
- Operasi yang
berlanjut
Pada sistem basis data terdistribusi, seperti halnya
pada sistem yang non-distribusi, secara ideal tentunya sistem tidak pernah
dimatikan. Yaitu sistem tidak harus dimatikan pada kondisi apapun, untuk
misalnya saja melakukan fungsi tertentu, misalnya dalam rangka penambahan
instalasi, peningkatan DBMS dengan versi yang baru, dan lain sebagainya.
- Transparan lokasi
(independensi lokasi)
Pengertian dasar dari transparan lokasi (atau juga
disebut indepedensi lokasi) cukup sederhana. Pengguna tidak perlu mengetahui
dimana data tersimpan secara fisik, sebaliknya pengguna harus dapat berlaku
secara logikal seakan data berada di site
sendiri, meskipun secara fisik berada dimana saja.
Metode Replikasi Database Terdistribusi
Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan
pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke database
lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data
dapat terjamin (Wahyuningsih, 2011). Replikasi dapat dipahami sebagai teknik pengkopian database
dan pengelolaan objek-objek database dalam suatu jaringan komputer yang dapat membentuk
suatu sistem database terdistribusi untuk menjaga konsistensi data secara
otomatis.
Jadi, dengan
menggunakan teknik replikasi ini, data dapat didistribusikan ke lokasi yang
berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet . Replikasi juga memungkinkan untuk mendukung kinerja
aplikasi, penyebaran data fisik sesuai dengan penggunaannya, seperti pemrosesan
transaksi online dan DSS (Decision
Support System) atau pemrosesan database
terdistribusi melalui beberapa server.
Dengan menggunakan teknik ini, kehandalan database
akan lebih terjamin karena data dapat didisitribusikan ke server-server yang lain.
Misalnya
seperti transaksi yang terjadi pada Bank, apa yang akan terjadi jika Bank hanya
memiliki sebuah database server,
apabila pada database server tersebut
terjadi kerusakan atau padamnya arus listrik? Pasti transaksi perbankan akan
berhenti total. Hal ini tidak demikian terjadi jika kita menggunakan database
terdistribusi yang pada setiap transaksi juga direplikasi ke server yang lain.
Teknik Single Master Replicated
Dengan metode ini, salah satu komputer berfungsi sebagai master
dan yang lainnya berfungsi sebagai slave.
Pada prosesnya, komputer yang digunakan
sebagai server akan dapat read dan write ke dalam database. Sedangkan komputer yang berfungsi sebagai slave, hanya akan read saja kedalam database tersebut. Apabila kita melakukan perubahan
data pada master, maka otomatis data
pada slave akan berubah. Tetapi jika
kita melakukan perubahan data pada slave,
database pada master tidak akan
berubah.
Teknik
Single Master Replication
Teknik Multi
Master Replicated
Dengan metode ini, salah satu komputer berfungsi sebagai master
server dan yang lainnya berfungsi sebagai master server juga. Pada prosesnya, setiap komputer akan dapat write dan read data didalam database.
Apabila kita melakukan perubahan data pada master
server 1, maka otomatis data pada master
server 2 akan berubah. Begitu juga jika kita melakukan perubahan data pada master server 2 , database
pada master server 1 akan berubah .
Artinya setiap master 1 dan master 2 akan dapat mengubah dan
menambah data pada database yang akan didistribusikan.
Teknik Multi
Master Replication